Info Terbaru 2022

Pengertian, Jenis-Jenis Majas Beserta Contohnya

Pengertian, Jenis-Jenis Majas Beserta Contohnya
Pengertian, Jenis-Jenis Majas Beserta Contohnya
Dalam kesempatan kali ini, serba definisi akan mengdiskusikan bahan bahasa indonesia mengenai majas. Disini kita akan memahami terlebih dahulu pengertian atau definisi majas yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian terstruktur mengenai jenis-jenis majas beserta contohnya.

Sering kita melihat atau mendengar sebuah karya sastra memakai sebuah majas dalam tujuan untuk menciptakan sebuah alur dongeng menjadi lebih menarik. Majas ini dekat kaitannya dengan duduk kasus teknik atau tata gaya bahasa yang digunakan.

Dalam penggunaan majas pada karya sastra ada banyak sekali majas yang sanggup digunakan, tergantung tujuan yang ingin disampaikan. Sebelum kita berbicara lebih lanjut wacana jenis-jenis majas, terlebih dahulu kita akan membahas terlebih dahulu definis dari majas itu sendiri.

Pengertian Majas

Majas yakni suatu gaya bahasa yang dipakai untuk mendeskripsikan sesuatu dalam tujuannya untuk memperoleh imbas tertentu semoga tercipta sebuah kesan imajinatif bagi pendengarnya, baik secara verbal maupun tulisan.

Penggunaan majas bukan hanya ditemukan dalam bahasa indonesia, hampir semua bahasa mempunyai banyak sekali jenis majas.

Fungsi Majas

Berikut ini yakni fungsi-fungsi  atau tujuan penggunaan majas (Waluyo, 1995:83):
  • Menghasilkan kesenangan imajinatif.
  • Menghasilkan imajinasi aksesori sehingga hal-hal yang ajaib menjadi kongkrit dan menjadi sanggup dinikmati pembaca.
  • Menambah intensitas perasaan pengarang dalam memberikan makna dan sikapnya.
  • Mengkonsentrasikan makna yang hendak di sampaikan dan cara-cara memberikan sesuatu dengan bahasa yang singkat.

Macam-macam Majas

Terdapat empat kategori dalam pengelompokan majas dimana masing-masing kategori majas tersebut mempunyai beberapa turunan majas lagi.

Empat kategori majas tersebut yakni :
  • Majas Perbandingan
    Merupakan majas yang dipakai dalam  membandingkan sesuatu untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas perbandingan dipakai alasannya yakni adanya kemiripan sifat, bentuk dan lain-lain
  • Majas Pertentangan
    Majas kontradiksi dipakai untuk melukiskan sesuatu secara berlawanan atau bertolak belakang.
  • Majas Sindiran
    Majas sindiran yakni penggunaan gaya bahasa yang bersifat menyinggung sesuatu secara lebih lugas (menyindir). Majas ini biasanya dipakai untuk mengugah suatu objek semoga pembaca maksud dari sindiran tersebut. 
  • Majas Penegasan
    Merupakan majas yang dipakai untuk memberi kesan penegasan terhadap sesuatu sehingga menjadikan kesan kepada pembaca ataupun pendengar.

Jenis-Jenis Majas Perbandingan

1. Majas Asosiasi atau Perumpamaan

Majas Asosiasi yakni majas yang membandingkan antara dua hal yang intinya sudah berbeda, tetapi seolah-olah dianggap sama.

Penggunaan majas asosiasi (perumpamaan) ditandai oleh penggunaan kata  :
  • bagai
  • Bagaikan
  • Seumpama
  • Seperti dan 
  • Laksana. 

Contoh :
  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Wajahnya bagai pinang dibelah dua
  • Wajahnya kuning bersinar bagaikan bulan purnama

2. Metafora

Majas Metafora yakni majas yang mengungkapkan perbandingan analogis secara langsung. Dalam majas ini, kata yang dipakai hanyalah sebagai lukisan untuk mengungkapkan persaaan atau perbandingan. contohnya :tulang punggung dalam kalimat "pemuda yakni tulang punggung negara". Kata tulang punggung disini menyamakan dengan istilah harapan.

Contoh:
  • Engkau belahan jantung hatiku sayangku
  • Raja siang keluar dari ufuk timur
  • Desi dianggap bunga desa di kampungnya
  • Dia dianggap anak emas majikannya.
  • Perpustakaan yakni gudangnya ilmu.
  • Raja Hutan telah siap untuk menerkam.

3. Majas Personifikasi

Majas Personifikasi yakni majas yang mempersamakan benda-benda tak bernyawa dengan manusia, mempunya sifat, kemampuan, pemikiran, perasaan yang sanggup diperbuat mirip manusia.

Contoh:
  • Burung pipit bernyanyi di siang hari.
  • Angin bercakap-cakap sama daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun
  • Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
  • Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
  • Peluit wasit menjerit panjang menandai final dari pertandingan tersebut.

4 . Majas Alegori

Majas Alegori yakni majas yang menyatakan suatu perbandingan melalui kiasan atau penggambaran dan bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Penggnaan majas alegori biasanya dipakai dalam sebuah dongeng yang sarat dengan pesan atau simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:
  • Perjalanan hidup insan mirip sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang adakala sulit ditebak kedalamannya, yang rela mendapatkan segala sampah, dan yang pada karenanya berhenti ketika bertemu dengan laut.

5. Majas Simbolik

Majas Simbolik yakni majas yang melukiskan sesuatu dengan memakai simbol atau lambang untuk menyatakan tujuan tertentu. Simbol atau lambang yang dipakai dalam majas ini sanggup berupa benda, flora maupun binantang.

Contoh:
  • Ia populer sebagai buaya darat.
  • Rumah itu hangus dilalap si hebat merah.
  • Katakanlah Cinta dengan Bunga
  • Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian.
  • Melati, lambang kesucian
  • Teratai, lambang pengabdian

6. Majas Metonimia

Majas Metonimia yakni majas yang memakai ciri atau label dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh :
  • Pak Ibrahim mengendarai kijang untuk menjemput Ibu Dewi di pasar (maksudnya kendaraan beroda empat kijang)
  • Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam)
  • Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api)
  • Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat garuda)

7. Majas Sinekdok

Maas Sinekdok yakni adalah majas yang bertujuan untuk mempergunakan sebagian dari sesuatu untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau memakai keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem pro parte).

Majas Sinekdok Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh :
  • Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya. (Batang hidungnya mewakili seluruh tubuh)

Majas Sinekdok Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
  • Indonesia akan menentukan idolanya malam nanti.

8. Majas Simile

Majas Simile yakni  majas yang memakai perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, mirip layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh:
  • Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam
  • Kau umpama air saya bagai minyaknya, 
  • Bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

9. Majas Hiperbola

Majas Hiperbola yakni majas yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan dengan cara melebih-lebihkan suatu kenyataan

Contoh :
  • Air matanya mengalir menganak sungai
  • Berita itu telah membumbung ke angkasa raya.


Jenis-Jenis Majas Pertentangan

1. Paradoks 

Paradoks yakni majas yang mengungkapkan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun bahwasanya keduanya benar.

Contoh :
Jiwanya terasa sepi di tengah ingar-bingar pesta
Hati boleh panas tapi kepala tetap masbodoh semoga kita tidak salah mengambil keputusan

2. Oksimoron

Oksimoron yakni majas yang memakai kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama atau sanggup kita sebut sebgai paradoks dalam satu frase.

Contoh :
  • Olahraga mendaki gunung memang menarik walaupun sangat membahayakan.
  • Laut terlihat angker namun bahwasanya sangat indah .
  • Selalu ada akomodasi dalam kesulitan akan suatu perjuangan.
  • Dalam hidup dan matiku hanya Kau sajalah yang saya puja.
  • Dikala bahagia ataupun susah kita kan menghadapi hidup bersama-sama.

3. Antitesis

Antitesis yakni pengungkapan dengan memakai kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.

Contoh :
  • Baik renta maupun muda, orang remaja dan belum dewasa semuanya larut dalam suasana besar hati atas kemenangan tim sepakbola indonesia dalam piala tiger.
  • Miskin kaya semuanya mempunyai hak yang sama dalam dunia pendidikan.
  • Baik lulusan kampus negeri maupun swasta sama-sama mempunyai peluang yang besar dalam melamar pekerjaan di perusahaan BUMN.
  • Besar kecilnya penghasilan harus tetap kita syukuri.

4. Kontradiksi interminus

Kontrakdiksi adalah majas yang mengungkapkan kontradiksi dengan menyatakan sangkalan dari pernyataan sebelumnya.

Contoh :
  • Semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade.
  • Menjelang puasa, semua jenis cabe mengalami kenaikan harga, kecuali cabe merah keriting.
  • Praktik Klinik Rumah Sehat setiap hari Senin-Sabtu, pukul 18.00-23.00, kecuali hari Jum'at pukul 18.00-21.00.
  • Semua teman diundangnya dalam program ulang tahunnya, kecuali Dono.

5. Anakronisme 

Anakronisme yakni majas kontradiksi yang mengandung ketidaksesuaian antara insiden dengan waktunya.

Contoh :
  • Dalam goresan pena Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
  • Cut Nyak Dien mengusir Belanda dengan memakai senjata nuklir (pada ketika itu belum ada nuklir)


Jenis-Jenis Majas Sindiran

1. Ironi

Ironi yakni majas sindiran yang mengutarakan sesuatu dengan maksud lain dari apa yang terkandung dalam kalimatnya.

Contoh:
  • Ini gres siswa teladan, tidak pernah mengerjakan tugas.
  • Bagus sekali tulisanmu hingga tidak sanggup dibaca.
  • Sungguh indah rapormu dengan bertaburnya warna merah dalam hampir semua mata pelajaran.

2. Sinisme

Sinisme yakni gaya sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya mirip ironi tetapi kasar

Contoh :
  • Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
  • Lama-lama saya bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3. Sarkasme

Sarkasme yakni majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya bertujuan untuk mengkritik secara frontal dan kasar dan biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:
  • Otakmu memang otak udang!
  • Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

4. Satire

Majas satire yakni majas yang mengungkapkan sindiran dengan kasar dan keras mirip sarkasme, namun yang membedakan yakni majas satire ini memakai kata-kata ungkapan dalam menyatakan sindiran.

Contoh :
  • Ya, Ampun! Soal gampang kayak gini, kamu tak bisa mengerjakannya!
  • Apa beliau tak tau terima kasih? Sudah kubantu tapi beliau malah memfitnahku di depan orang lain.
  • Ya ampun ! Koper ringan mirip ini, kamu tak bisa mengangkatnya ?

5.  Innuendo 

Innuendo yakni gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.

Contoh : 
  • Ia menjadi kaya raya alasannya yakni mengadakan kemoersialisasi jabatannya
  • Pantas saja ia cepat kaya alasannya yakni ayahnya koruptor kelas kakap.


Jenis-Jenis Majas Penegasan

1. Apofasis

Apofasi majas untuk menegaskan sesuatu dengan cara seolah-olah menyangkal hal yang ditegaskan.

Contoh :
  • Saya tidak mau mengungkapkan dalam lembaga ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara

2. Pleonasme

Pleonasme yakni majas penegasan yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah terang atau menambahkan keterangan yang bahwasanya tidak diperlukan.

Contoh :
  • Semua siswa yang di atas semoga segera turun ke bawah.
  • Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
  • Bagi yang telah dipanggil namanya, silakan maju ke depan.

3. Repetisi

Reptisi yakni majas yang mengulangi kata-kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat atau wacana.

Contoh :
  • Marilah kita sambut satria kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.
  • Dia akan menepati janjinya, saya percaya kepadanya, beliau niscaya akan menepati janjinya padaku. 

4. Paralelisme

Paralelisme yakni majas yang memakai pengulangan kata yang disusun dalam baris yang berbeda.

Contoh :
  • Cinta yakni pengertian
    Cinta yakni kesetiaan
    Cinta yakni rela berkorban

5. Aliterasi 

Aliterasi yakni majas penegasan yang memakai repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.

Contoh :
  • Kaku-kaku besi dipanaskan elastis juga
  • Lihatlah langit luruskan langkah.

6. Pararima 

Pararima yakni adalah majas yang melaksanakan pengulangan konsonal awal dan final dalam kata atau bab yang berlainan.

Contoh :

  • Belak-belok, kolat-kalit, mular-mulur

7. Tautologi

Tautologi yakni majas penegasan yang memakai pengulangan kata-kata dengan memakai sinonimnya.

Contoh:
  • Bukan, bukan, bukan itu yang ku maksud. Aku sekedar ingin bertukar pikiran saja denganmu.
  • Seharusnya sebagai teman kita bisa hidup akur, rukun, dan saling bersaudara. 
  • Saya yakin, percaya, dan beriman pada semua fatwa Muhammad. 

8. Klimaks

Klimaks yakni majas penegasan yang memaparkan suatu hal secara berturut-turut dari yang sederhana dan kurang penting meningkat kepada hal atau gagasan yang penting atau kompleks.

Contoh :
  • Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang renta ikut antri minyak.
  • Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.

9. Antiklimaks 

Antikklimaks yakni majas penegasan yang memaparkan suatu hal atau gagasan yang penting atau kompleks menurun kepada pikiran atau hal sederhana dan kurang penting.

Contoh :
  • Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam program syukuran itu.
  • Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

10. Retoris 

Retoris yakni majas pengasan ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung dalam
pernyataan tersebut.

Contoh :
  • Manusia mana yang tidak butuh uang ?
  • Adakah orang yang ingin sakit selama hidupnya ?

11. Asindenton

Majas Asindeton  adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung semoga perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.

Contoh : 
  • Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.

12. Polisindenton

Polisindenton yakni majas penegasan yang mengungkapkan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.

Contoh:

  • Kami tidak hany sanggup membangun rumah mewah, tetapi juga rumah sederhana dan rumah susun sederhana milik atau rusunami.

13. Interupsi

Interupsi yakni majas penegasan yang memakai kata-kata atau bab kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.

Contoh:
  • Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh wanita lain.



Referensi

1. Waluyo, Herman. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Surakarta: Erlangga.
2. Moh. Kusnadi Wasrie, "Intisari Lengkap Bahasa Indonesia ",Yogyakarta:Indonesia Tera, 2012.
3. Ernawati Waridah,"Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia", Bandung : Ruang Kata imprint Kawan Pustaka, 2014.
Advertisement

Iklan Sidebar

Adsense 728x90